Monday, May 26, 2008

Juragan Garam

Alkisah seorang Juragan Garam terkaya di Madura ingin melihat Ibukota Jakarta. Ia memutuskan untuk pergi ke Jakarta dengan menggunakan Pesawat Terbang. Setelah tiket berada ditangan dia langsung menuju pesawat dan langsung duduk
di Business Class.
Tidak lama berselang, seorang Businessman naik pesawat dan mendapati kursinya telah diduduki oleh penumpang lain, maka terjadilah dialog seperti berikut:

Businessman: Ma'af pak, ini tempat duduk saya.
Madura: Sampeyan siapa (tanya Madura kepada Businessman)
Businessman: Saya penumpang.
Madura: Lho sesama penumpang kok ser-ngoser. Itu kan masih banyak kursi yang lain. Sampeyan dodok saja disana.

Karena tidak ingin terjadi keributan maka si Businessman menemui Pramugari dan mengadukan hal tersebut. Dan setelah mengecek tiket milik Businessman, si Pramugari menghampiri si Madura.
Pramugari: Ma'af pak, Bapak tidak boleh duduk di sini. Tempat Bapak dibagian lain.
Madura: Sampeyan siapa (tanya Madura kepada Pramugari)
Pramugari: Saya Pramugari
Madura: Apa itu Pramugari saya ndak tahu, apa kerjaan sampeyan ?
Pramugari: Saya bertugas melayani Bapak.
Madura: Lho sampeyan tugasnya melayani saya kok ser-ngoser. Saya ndak mau ! (hardik si Madura)

Karena kehabisan akal si Pramugari menjumpai Kapten dan mohon bantuan atas perihal tersebut. Kapten pun mendatangi si Madura.
Kapten: Ma'af pak, tempat duduk ini milik Bapak yang itu, jadi Bapak harus duduk di tempat lain.
Madura: Sampeyan siapa (tanya si Madura kesal)
Kapten: Saya pilot.
Madura: Apa itu pilot, apa kerja sampeyan.
Kapten: Saya yang nyopir pesawat ini.
Madura: Saya naik bis nda pernah di-ser-oser sama sopir. Pokoknya saya mau duduk di sini.

Akhirnya semua kehabisan akal dengan ulah si Madura. Tapi untunglah penumpang terakhir yang baru naik adalah mBok Bariyah. Langsung saja Pramugari menceritakan hal tersebut dan minta pertolongan kepada mBok Bariyah untuk berbicara kepada si Madura.
Pramugari: Eh, mBok Bariyah, Selamat Siang mBok, tolong saya ya, ada
penumpang yang bikin repot nih.
mBok Bariyah: Penumpang yang mannah.
Pramugari: Itu, Bapak yang dari Madura itu, harusnya duduk di Kelas Ekonomi tapi dia terlanjur duduk ditempatnya Bapak ini.
mBok Bariyah: Oooh, gampang itu, serahkan saja ambek saya, pokoknya ditanggung bes rebes.

Serta merta mBok Bariyah menghampiri Bapak Madura.
mBok Bariyah: He... he... he, pak sampeyan mau ke mana ?
Madura: Oh, saya entar ka nJakarta.
mBok Bariyah: Lho... sampeyan salah pak, tempat duduk ini untuk tujuan Medan kalau ke Jakarta tempatnya di sana, di sebelah belakang. Itu tempat sampeyan masih kosong.
Madura: Oh... iya..., ini untuk yang mau ke Medan ya... terema... Terema Kasih, ya Bik...

No comments: